Museum Pasifika di Bali Suguhkan 600 Koleksi Seni Budaya

Jum'at, 12 Oktober 2018 - 17:30 WIB
Museum Pasifika di Bali Suguhkan 600 Koleksi Seni Budaya
Museum Pasifika di Bali Suguhkan 600 Koleksi Seni Budaya
A A A
JAKARTA - Banyak cerita menarik saat Anda berkunjung ke sebuah museum. Seperti halnya Museum Pasifika di Nusa Dua, Bali. Museum ini disebut sebagai Largest Asia Pacific Art Museum karena mampu menampung 600 lebih koleksi seni dan budaya.

Dikutip Travelingyuk, saat mengunjungi museum ini, wisatawan bisa menemukan berbagai macam lukisan, patung, tekstil, dan benda antik lain yang berasal dari berbagai negara di Asia Pasifik, terutama Bali. Umumnya, koleksi yang ditampilkan merupakan lukisan tua.

Tercatat, lebih dari 200 seniman dari 25 negara yang karyanya dipamerkan di sini. Menariknya, beberapa seniman yang menciptakan karya tersebut menetap di Bali, itu setelah mereka melihat budaya Bali yang indah dan unik.

Karna nilai sejarahnya yang tinggi, museum ini kerap dijadikan wisata edukasi. Pengunjung dapat belajar tentang karya seni secara lebih mendalam. Pihak museum juga sering melakukan kegiatan rutin dengan mengundang anak-anak sekolahan terdekat untuk belajar sambil bermain.

Kegiatan ini biasanya dilakukan dua hingga tiga kali dalam sebulan. Selain melihat dan mempelajari karya seni, pengunjung juga bisa mengikuti lomba menggambar yang diadakan pihak pengelola. Nantinya, karya dari pemenang lomba tersebut akan dipajang di museum.

Sesuai dengan peruntukannya, Museum Pasifika didirkan dengan tujuan melestarikan budaya dan keanekaragaman tradisi para penduduknya. Museum Pasifika juga sebagai media untuk menuangkan persepsi dari para seniman asing yang pergi ke daerah ini sehingga terjadi proses pertukaran budaya.

Kehadiran museum ini sebagai lembaga permanen untuk menampilkan karya seni kepada seluruh masyarakat untuk dipelajari dan dinikmati. Sebelumnya, Museum Pasifika mendapatkan penghargaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia berupa Certificate of Appreciation dan diberikan kepada salah seorang pendiri, Phillipe Augier di Prancis.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4478 seconds (0.1#10.140)